Sidang parlemen Myanmar pengambilan sumpah jabatan diadakan secara dadakan pada Kamis waktu setempat. Sidang tersebut diikuti oleh 70 anggota dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Upacara digelar setelah pihak militer mengeluarkan ultimatum kepada anggota parlemen terpilih.
Dalam ultimatum tersebut, militer memerintahkan agar anggota parlemen segera meninggalkan kawasan ibu kota Myanmar Naypyitaw. Pengambilan sumpah sendiri digelar di wisma pemerintah karena Gedung Parlemen diambil alih oleh militer Myanmar.
BACA JUGA:
Sebagian Besar Anggota Parlemen Myanmar Pergi dari Naypyitaw
Dari total 400 anggota parlemen terpilih, sebagian besar dari mereka memutuskan untuk hengkang dari Naypyitaw. Sisanya memilih untuk nekat mengadakan upacara pengambilan sumpah, meski militer mengeluarkan penolakan acara tersebut.
Daw Phyu Phyu Thin, anggota parlemen NLD yang terpilih kembali, menggambarkan acara hari Kamis sebagai 'sidang parlemen' mengatakan, permasalahan tempat tidak masalah selama ada anggota parlemen yang hadir.
“Tidak ada yang bisa merampas legitimasi status anggota parlemen yang diberikan kepada kami oleh rakyat. Itu sebabnya, kami bersumpah sebagai anggota parlemen — untuk rakyat,” ujar Daw Phyu Phyu Thin sambil mengeluarkan kutukan kepada rezim militer yang melakukan kudeta dan menuntut Penasihat Negara Aung San Suu Kyi (peraih Nobel Perdamaian) dan Presiden atas tuduhan konyol, seperti melansir The Irrawaddy.
"Anggota parlemen lain yang telah kembali ke rumah akan segera mengambil sumpah mereka secara online," tambahnya.
BACA JUGA:
Pada Kamis sore, orang-orang di seluruh negeri bergabung dengan unjuk rasa untuk menyambut pengambilan sumpah anggota parlemen tersebut.
Selain informasi terkait kondisi parlemen Myanmar, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!