JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kini membidik industri gim untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Menteri Komdigi Meutya Hafid, sektor kreatif ini sangat menjanjikan.
"Kita paham bahwa industri gim menjadi industri yang cukup, atau bahkan amat besar, dengan kecenderungan meningkat terus. Ini tentu kita harapkan juga dalam gerakan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional ke 8 persen," kata Meutya pada Jumat, 16 Mei.
Menurut Meutya, industri gim tak hanya menjanjikan di dalam negeri, tetapi juga secara internasional. Pasalnya, sektor ini mampu bersaing secara global. Jika dikembangkan dengan baik, industri yang besar ini bisa meningkatkan perekonomian negara.
Untuk memperhatikan sektor ini, Komdigi perlu melakukan dialog langsung dengan para pelaku industri. Meutya mengatakan bahwa mereka harus memahami kebutuhan para pelaku terlebih dahulu.
“Kami percaya perlu memahami kebutuhan dan aspirasi dari para pelaku industri," jelas Meutya." Terkhusus hari ini dari gim lokal sebagai kunci untuk sinergi mewujudkan cita-cita pertumbuhan ekonomi nasional tersebut."
Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI) Shafiq Husein, yang bertemu langsung dengan Meutya, mengungkapkan bahwa valuasi pasar gim global saat ini telah mencapai 187 miliar dolar AS (Rp3 kuadriliun).
Valuasi ini dua kali lipat lebih besar dari gabungan industri film dan musik. Indonesia sendiri berhasil mencatat nilai pasar hingga Rp30 triliun. Dengan nilai pasar ini, Indonesia menjadi negara dengan nilai tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 di dunia.
Namun, pemasukan gim lokal saat ini masih sangat sedikit, hanya sekitar 2,5 persen dari pasar Indonesia setiap tahunnya. Sekitar 97,5 persen pemasukan masuk ke gim luar. Oleh karena itu, Indonesia perlu memiliki pendanaan awal untuk bersaing dengan gim asing.